Pandemi Belum Berakhir, RK Sebut Jawa Barat Sudah Macet Lagi
Bolatangkas - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyoroti lalu lintas yang sudah mulai padat hingga menimbulkan kemacetan di sejumlah wilayah meski pandemi virus corona (Covid-19) belum berakhir. Mendekati kondisi sebelum Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan.
"Minggu ini, tingkat arus lalu lintas sudah mendekati sebelum PSBB. Artinya, pergerakan lalu lintas orang untuk ekonomi sudah sangat tinggi dan di beberapa tempat kemacetan sudah terjadi," kata Ridwan Kamil dalam konferensi pers, Senin (22/6).
Emil, sapaan akrabnya, tak merinci daerah mana saja yang sudah menunjukkan peningkatan arus kendaraan. Namun ia berharap situasi tersebut segera diantisipasi.
"Apapun itu, pergerakan ekonomi sudah terjadi. Kita harapkan di akhir Desember ekonomi Jabar tidak seperti yang diprediksi yang terburuk, di bawah 0. Tapi kita masih bisa di angka 2 sampai 2,5 persen," ujarnya.
Mengenai virus corona, Gugus Tugas Jabar mencatat angka infeksi pasien yang terpapar Covid-19 berada di angka 6,6 persen. Data itu, menurut Emil jauh lebih kecil dibandingkan dengan provinsi lainnya di Pulau Jawa yang tercatat mencapai 30 persen.
"Jadi dengan tingkat infeksi yang sangat rendah ini, tingkat risiko di Jabar turun lagi ke ranking 28 dari 34 provinsi di Jabar," ucap Emil.
Berdasarkan laporan dari rumah sakit rujukan tingkat keterisian ruang rawat pasien Covif-19 di Jabar pun turun ke angka 27,56 persen.
"Minggu ini, tingkat arus lalu lintas sudah mendekati sebelum PSBB. Artinya, pergerakan lalu lintas orang untuk ekonomi sudah sangat tinggi dan di beberapa tempat kemacetan sudah terjadi," kata Ridwan Kamil dalam konferensi pers, Senin (22/6).
Emil, sapaan akrabnya, tak merinci daerah mana saja yang sudah menunjukkan peningkatan arus kendaraan. Namun ia berharap situasi tersebut segera diantisipasi.
"Apapun itu, pergerakan ekonomi sudah terjadi. Kita harapkan di akhir Desember ekonomi Jabar tidak seperti yang diprediksi yang terburuk, di bawah 0. Tapi kita masih bisa di angka 2 sampai 2,5 persen," ujarnya.
Mengenai virus corona, Gugus Tugas Jabar mencatat angka infeksi pasien yang terpapar Covid-19 berada di angka 6,6 persen. Data itu, menurut Emil jauh lebih kecil dibandingkan dengan provinsi lainnya di Pulau Jawa yang tercatat mencapai 30 persen.
"Jadi dengan tingkat infeksi yang sangat rendah ini, tingkat risiko di Jabar turun lagi ke ranking 28 dari 34 provinsi di Jabar," ucap Emil.
Berdasarkan laporan dari rumah sakit rujukan tingkat keterisian ruang rawat pasien Covif-19 di Jabar pun turun ke angka 27,56 persen.
STUDIO TANGKAS adalah Agen Tangkas Online,
Agen Poker Online, Agen Poker GLX
Dapatkan BONUS CASHBACK TANGKAS 10% UNLIMITED
Kendati demikian, Emil menyampaikan tingkat reproduksi virus Covid-19 di Jabar meningkat ke angka 0,9. Padahal dua minggu sebelumnya, rata-rata tingkat reproduksi virus di Jabar berada di angka 0,68.
Ketua Divisi Pelacakan Kontak Gugus Tugas Jabar Siska Gerfianti mengatakan pihaknya sudah mampu menguji sampel uji usap atau swab test melebihi 3 ribu dalam satu hari.
Pencapaian ini, katanya, adalah rekor terbaru dan paling menggembirakan sepanjang penanganan Covid-19 di Jabar.
"Hari ini kami sedang merayakan bahwa mulai hari ini Labkes Jabar bisa memeriksa tes PCR lebih dari 3.000 sampel per hari," kata Siska di Balai Laboratorium Daerah (Labkesda) Jabar, Minggu (21/6).
Siska menuturkan, sejak Sabtu (20/6), tim di Balai Labkesda Jabar telah menerima 3.156 sampel dahak dan cairan hidung tenggorok yang sudah terverifikasi.
Ribuan sampel tersebut berasal dari enam daerah yakni Kabupaten Pangandaran, Kuningan, Garut, Tasikmalaya Kabupaten Sukabumi dan Kota Sukabumi, serta sampel lain seperti 88 siswa Papua.
Ia pun berharap rekor ini dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan dari waktu ke waktu. Namun hal ini tidak dapat dilakukan jika tidak ada sampel yang masuk ke laboratorium.
Untuk itu, Siska meminta partisipasi aktif masyarakat dengan sukarela dan terbuka dalam uji usap yang dilakukan di klinik kesehatan, mobile, maupun tes masif.
"Tidak ada alasan bagi warga untuk takut dan khawatir atas uji usap ini. Pelayanan dilakukan oleh tenaga profesional dan dengan protokol keamanan kesehatan sesuai standar WHO," ujarnya.
Comments
Post a Comment